
Bukan sembarang deru. Sekitar 50 Bemor yang biasanya mengantar warga dari pasar ke rumah, dari sekolah ke kantor, kini tampil beda.
Pagi ini mereka terlihat beda dengan berhiaskan bendera merah putih, pita warna-warni, bahkan ornamen unik yang memancing senyum siapa pun yang melihat.
Inilah Maradeka Bemor Show, acara spesial menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, yang digagas oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Wajo.
RTH Callaccu yang menjadi tempat start l, pun dipenuhi warna dan tawa sebuah perayaan sederhana, namun penuh makna.
Di tengah keramaian itu, Bupati Wajo, Andi Rosman, hadir memberikan apresiasi. Dalam sambutannya, ia menyebut para tukang Bemor sebagai “Pahlawan Transportasi” yang tak hanya menggerakkan roda perekonomian, tapi juga menjadi bagian dari denyut kehidupan warga Wajo.
“Tentunya ini adalah bentuk kecintaan kita dengan mengisi dan peduli pada Pahlawan Tranportasi di HUT Kemerdekaan ini,” ujar Andi Rosman.
Bupati juga berpesan agar para pengemudi Bemor selalu menjaga ketertiban lalu lintas, mengutamakan keselamatan penumpang, dan tetap tampil bersih dengan variasi yang enak dipandang.
Baginya, Bemor bukan hanya alat transportasi, tapi juga wajah kota. “Melihat Bemor hari ini, besok -besok saya mau naik Bemor saja dari Rujab ke Kantor Daerah,” canda Andi Rosman.
“Dan tidak menutup kemungkinan ada orang luar provinsi datang ke sini dan naik Bemor. Kalau keselamatannya dijaga dan Bemor kita bersih,. Tentu mereka akan memiliki kesan baik tentang Wajo,” sambungnya.
Suasana semakin hangat ketika Bupati memberikan hadiah pribadi kepada para peserta sebagai tanda terima kasih. Para tukang bemor, yang biasanya berjemur di bawah terik demi mencari nafkah, kini tersenyum lebar, merasa dihargai dan diakui.
Diketahui Maradeka Bemor Show bukan hanya parade kendaraan, tapi juga parade kebersamaan. Di balik hiasan bendera dan deru mesin, terselip cerita tentang pengabdian, kerja keras, dan rasa bangga menjadi bagian dari Wajo.
Dan pada pagi itu, kemerdekaan dirayakan bukan hanya di panggung besar tapi juga di jalanan, di atas Bemor, bersama orang-orang yang setiap harinya menggerakkan kehidupan kota. (Humas Pemda Wajo)